Senin, 24 Oktober 2011
"Diary Jihan"
Diary Jihan
Pada pagi itu suasana begitu dingin, dalam kamar mungil tampak seorang gadis masih terbaring santai sambil menikmati dingin pagi itu. Yahh.. maklum aja di luar lagi hujan, jadi buat suasana tambah dingin.
Dengan mata menengok ke jam, Jihan pun terbangun dari tidurnya karena jam dinding rumahnya sudah pukul 06.30. Pagi itu benar-benar hari sial bagi Jihan, karena udah bangun telat, tidak sholat shubuh, dimarah lagi sama mamamya. “ Tau kayak gini aku udah bangun awal dari tadi, biar g dimarahin mama” ucap Jihan dalam hati dengan muka agak sedikit memelas.
Dengan muka tampak bersalah ia-pun melangkahkan kakinya menuju meja makan keluarga untuk sarapan bersamaya keluarganya. ”Cepat dong kak”, terdengar suara keras dan sedikit marah dari teras rumahnya. Yahh… siapa lagi kalau bukan “Jay” adek bungsunya yang cerewet dan super menjengkelkan. Ma…. Jihan pergi yah !!” salam Jihan sambil mencium tangan ibunya dan pamit ke sekolah.
Pukul 07.30 bel berbunyi, waktunya untuk Jihan harus masuk sekolah layaknya siswa-siswi SMA Tunas Bangsa lainnya. Jam pertama pun di mulai dengan pelajaran yang sangat Jihan tidak sukai, ”fisika lagi, fisika lagi !!!” ungkap Jihan sambil ternsenyum tidak ikhlas melihat gurunya yang mulai melangkah masuk ke kelasnya XII IA 2. Hmm…. Maklum aja, Jihan sedikit kurang suka dengan cara mengajar gurunya, jadi buatnya Tambah malas untuk menerima materi pagi itu, mukanya pun mulai mengerut dengan sedikit mata aagak tertutup.
Aktifitas belajar pun berlangsung terus hingga waktu pulangya di rumah.
Waktu malam pun tiba, Jihan duduk termenung di dalam kamarnya memikirkan salah satu program kerjanya di salah satu Organisasinya yang terdapat di Sekolahanya. Jihan di posisikan sebagai salah satu anggota OSIS di sekolahnya di bagian Bela Negara di mana bagian itu untuk mendisplinkan para Siswa-siswi di sekolahnya. Dari awal masa jabatannya, ia pun mulai banyak di kenal orang dan di jiluki sebagia OSIS yang seksi sibuk, tak bisa di pungkiri Jihan memiliki musuh yang sangat banyak yang membuatnya kadang putus asa, tetapi jiwa semangatnya dan rasa tanggung jawabnya yang besar membuatnya semangat dan tak pantang menyerah.
Pukul 05.00 Jihan terbangun dari tidurnya dan langsung melaksanakan solat subuh. Sesudah mengerjakan sholat subuh tiba-tiba Jihan mengalami sakit kepala secara tiba-tiba yang membuatnya terbaring kembali di tempat tidurnya. “yaa Robb,, ada apalagi dengan kepalaku ini, kenapa sakit sekali, buat aku semangat ya Robb masih banyak hal yang ingin aku lakukan di luar sana”, ucap Jihan sambil memegang kepalanya.
Pukul 07.00 Jihan pun bergegas ke sekolah meskipun kepalanya agak sedikit sakit,” hmm… mungkin aku agak kecapean dan kurang tidur, ”ujar Jihan yang berbicara sendiri saat ingin pergi berpamitan dengan Ibunya.
Hari demi hari Jihan di hadapkan dengan masalah yang besar yaitu masalah Orgnisasinya dan masalah pribadinya. Jihan di kenal sebagai sesosok wanita remaja yang selalu tampil ceriah dan ramah kepada lingkunganya, tetapi ada yang berbeda pada hari ini, Jihan Nampak menjadi sesosok remaja yang sedang di timpah musibah yang besar. ” Jihaaaaaaann……. Ada apa denganmu,, ?? kenapa hari ini kamu diam, mana cerewet mu.. ??? hehehe”, ujar sahabat-sahabat Jihan. Melihat tingkah laku sahabat-sahabatnya yang super kocak itu, Jihan pun tak ingin memperlihatkan muka musamnya itu ke sahabat-sahabatnya. Jihan pun kemudian mengajak sahabat-sahabatnya itu ke perpustakaan.
Di bangku SMA-nya itu Jihan banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temanya, ia pun juga sempat meluangkan waktunya untuk sesosok lelaki yang seumuran denganya, ia pun semapt menjalani hubungan denganya dalam kurun waktu yang lama. Tetapi seiring waktu hubungan tersebut berakhir di tengah jalan. Jihan pun telah menemukan seosok lelaki yang mengisi hari-harinya yang tidak lain adalah mantan kekasihnya alias CLBK, kwkwkwkwk.
Suatu saat Jihan bertanya pada kekasihnya, ”apakah kamu tulus menyayangiku ?” ujar Jihan sambil menatap mata kekasihnya”. Tentu Jihan, ada apa denganmu sehingga kau menayakan itu padaku?”. Kata kekasinya yang bernama Azam. ”satu pesan buatmu jangan terlalu menyayangiku,sesungguhnya aku bukan milikmu, aku milik Tuhanku,, kau hanya titipkan dari tuhan untuk menjagaku dalam kurun waktu yang tidak lama”. Kata Jihan dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Mendengar perkataan Jihan, Azam pun bingung dan tidak mengerti dengan maksud perkataan Jihan.
Pada pukul 02.00 tepatnya hari minggu Jihan menulis di buku Diary-nya, iya menulis.
17 april 2010
Hari demi hari, telah ku lalui, aku tidak sanggup lagi menahan penyakitku ini. Adakah penyakit yang lebih parah dari Kanker Otak ini ?? sampai kapan aku menutupi ini semua dari keluarga ,sahabat dan kekasihku. Adakah orang yang dapat memberitahu mereka tentang apa yang sedang aku alami saat ini. Mungkin ini tulisan terakhirku yang ku tulis di buku Diary-ku ini, semoga apa yang ada dalam buku Diaryku ini bermanfaat untuk memotivasikan mereke yang membacanya.
Diary
Jihan
Setelah menulis di Diary-nya Jihan pun langsung merasa lelah dan ingin beristirahat di tempat tidurnya.
Jihan pun mengambil selembar kertas dan menulis.
“ Hidup adalah pilihan, dimana suatu saat seseorang dapat memilih hidip-Nya”.
Buat Mama, kakak-kakaku, adik-adikku dan sahabat-sahabatku.
By
Jihan
Buat kekasahku Azam …
Kau yang mampu membuat Jihan tersenyum
Kau yang mampu membuat Jihan tegar
Kau yang mampu membuat Jihan ceria’
Dan kau pula yang mampu merelakan Jihan pergi …
Jangan merasa tersakiti
Jangan merasa di khianati
Jangan merasa di dustai
Tapi rasakanlah apa yang sedang ku rasakan selama ini
Terima kasih sayang …
Untuk Kasih sayangmu yang tulus untuku
By
Jihan
Setelah menulis beberapa tulisan tersebut Jihan merasakan sakit kepala yang luar biasa. Jihan merasa pusing dan rabutnya pun mulai rontok dan tubuhnya sudah kakuh. Ia pun berusaha agar tidur di tempat tidurnya, layaknya seperti orang yang sedang tidur pada siang hari. Jihan pun kemudian meghembuskan nafas terakhirnya di tempat tidurnya tanpa ada satu orang pun yang tau.
Beberapa saat kemudian barulah keluarga-nya Tahu bahwa Jihan telah meninggal dan mengetahui apa penyebab kematianya saat ibunya membaca surat dan buku diary-Nya yang ada di dekatNya. Keluarganya pun memberitahukan hal ini kepada sahabat-sahabatnya dan juga kekasihnya.
Mereka sangat terpukul dan masih g percaya dengan kepergian Jihan yang secara tiba-tiba itu dan tak ada satu orang pun yang tahu ternyata selama ini Jihan mengidap penyakit Kaker otak.
Surat yang di tulis Jihan pun telah di baca oleh keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kekasihnya.
Kini buku Diary Jihan hanyalah tinggal kenangan untuk orang-orang terkasihnya.
T-A-M-A-T
mithaachifunny@yahoo.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)